Berita ini kami share dari
situs Female.Kompas, walaupun sudah rada terlambat semoga tetap bermanfaat. Busana
muslim mendapatkan tempat istimewa di ajang mode terbesar, Indonesia Fashion
Week 2013. Pada hari kedua, 15 Februari 2013 pelaksanaan IFW di Jakarta
Convention Center, area pameran dan Plenary Hall tempat berlangsungnya fashion
show, meriah dengan berbagai aktivitas berkaitan dengan busana muslim.
Desainer dan pemilik label
busana muslim mendapatkan kesempatan khusus untuk mempromosikan ragam koleksi
busana muslim. Pengunjung berhijab di IFW 2013 juga memenuhi area Plenary Hall
menyaksikan 330 set busana muslim koleksi terkini dari 33 desainer pada Fashion
Parade. Pagelaran busana muslim pun berlangsung hingga malam memberikan lebih
banyak inspirasi untuk penikmat mode dan pengguna busana muslim.
Meski apresiasi dan kesempatan
berpromosi semakin tinggi, desainer muda Dian Wahyu Utami, pemilik label Dian
Pelangi beranggapan, perlu langkah nyata untuk kemajuan busana muslim. Ia pun
berharap akan ada pekan mode khusus busana muslim. Dian menyebut perlu ada
Hijab Fashion Week, pekan mode yang menyatukan semua pelaku industri mode
fashion muslim.
Menurut Dian, adanya pekan mode
khusus busana muslim menjadi langkah konkret untuk mendukung target pemerintah
menjadikan Indonesia sebagai salah satu kiblat mode di Asia pada 2018, dan
kiblat mode dunia pada 2025. Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di
dunia, dan berkembangnya industri mode lini busana muslim di Indonesia, Dian
yakin Hijab Fashion Week bisa memberikan kontribusi nyata.
"Hijab Fashion Week memang
masih mimpi, namun saya sudah sounding ke beberapa orang. Kalau kita punya
Hijab Fashion Week, kita punya acuan tren berbusana muslim berpusat di Jakarta,
punya trend forecast sendiri tentang busana muslim, dan bisa juga diakui di
tingkat internasional," ungkapnya di Jakarta Convention Center beberapa
waktu lalu.
Dian mengatakan, Indonesia
belum memiliki satu distrik khusus fashion muslim. Busana muslim di mal juga
masih terbatas. "Busana muslim butuh rumah. Butuh ajang besar bergengsi di
Indonesia juga dunia," ungkapnya.
Ajang besar ini bisa terwakili
oleh Hijab Fashion Week misalnya. Dian mengatakan, perlu ada gerakan bersama
untuk membenahi fashion muslim yang menurutnya masih belum seirama saat ini. Ia
mengungkapkan, fashion muslim mulai booming sejak 2011. Namun menurutnya banyak
yang menyalahartikan tren busana muslim. Ini tantangan besar untuk desainer,
juga pelaku industri busana muslim untuk membenahi konsep fashion muslim sesuai
pakem.
"Busana muslim booming
namun banyak yang keluar dari syariat Islam. Busana muslim mix match dianggap
keren padahal harus berpatokan syariat, seperti tidak boleh berlebihan dalam
berpakaian, leher tidak boleh kelihatan, tangan tidak boleh
pendek,"ungkapnya.
Bagi Dian, membuat busana
muslim sesuai pakem memang lebih sulit dan membutuhkan biaya lebih besar. Namun
inilah tantangan para pelaku usaha busana muslim.
"Saya optimistis Indonesia
bisa menjadi pusat busana muslim. Ini perlu disikapi lebih serius, tidak bisa
bergerak sendirian. Orang Arab dan Eropa mengacu ke Indonesia soal busana
muslim. Orang Malaysia juga banyak yang membeli busana muslim di Indonesia.
Butik saya di Bandung, pembeli paling tingginya dari Malaysia. Akan menjadi
kebanggaan jika Indonesia menjadi pusat busana muslim dunia. Ini artinya orang
Indonesia peduli fashion, peduli penampilannya," tandasnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar